Jumat, 24 Juni 2011

FF - Can't Reject (Part 2)



Title : Can't Reject
Author : Hikaru Chan a.k.a Myself ^_^
Genre : Romance, Friendship
Cast :

 · Seo Joo Hyun
 · Cho Kyu Hyun
 · Im YoonA
 
Desclaimer : Ide cerita murni dari pemikiran saya. Penentuan cast hasil imajinasi saya. Para pemain bukan milik saya. Gambar-gambar semua hasil pencarian dari google serta ada juga yg merupakan asli editan saya.

DON’T COPY THIS FANFICTION

*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~

PART 2

Tibalah hari minggu yang dijanjikan. Kini aku tengah berdiri di salah satu pintu utama sebuah mall terkenal di daerah sini. Menunggu kedatangan sahabatku, Yoona.
Sesekali aku melihat jarum jam yang ada di arloji ku. Sudah 5 menit aku menunggu kedatangan Yoona. untunglah, beberapa saat kemudian aku melihat sosok yang sedari tadi kutunggu. Yoona datang memakai baju model dress berwarna biru soft yang sangat manis. Ia tampak begitu feminine.
Beda denganku yang hanya memakai kaos berwarna abu-abu yang dipadu dengan celana selutut berbahan jeans. Seperti anak kecil. Sepertinya aku harus belajar banyak dari Yoona.
Saat ku ingin melambaikan tanganku kearahnya. Tiba-tiba saja aku melihat sesosok manusia yang kutahu aku sangat membencinya. Kyuhyun. Ya, dia Cho Kyuhyun. Yang kemarin dengan percaya diri berkata kalau aku akan menjadi yeojachingunya. Aiish.. Yoona, kenapa kau harus membawa orang itu? Haah~
“hai, Seohyun! Lama ya menunggu kami?” tanyanya begitu ia sampai di hadapanku.
“tidak juga sih.” Jawabku.
“hai, Seohyun-ah!!” sapa Kyuhyun.
“Seohyun.. mianhae.. aku ngajak Kyuhyun karena ia memaksa ikut.”
“tentu saja aku memaksa. Enak saja kalian mau meninggalkanku sendirian sementara kalian malah bersenang-senang.” Ucap Kyuhyun. Aku hanya tersenyum tipis. Kenapa namja itu selalu ingin ikut campur denganku dan Yoona? tidak bisakah dia berhenti mengganggu kami? Kenapa dia tidak pergi dengan teman-temannya saja sih? Perusak suasana.
“nah, sekarang kita kemana nih Seo?” Tanya Yoona yang berhasil membuyarkan lamunanku.
“eh? Kita nyari kado buat eomma ku dulu ya?” ucapku yang diikuti oleh anggukan Yoona. kamipun mulai berjalan melihat-lihat toko yang ada di mall ini.

***

Cukup lama kami mencari kado yang bagus, tapi sampai saat ini kami masih belum menemukan kado yang pas.
“lelahnyaaa.. apa kita masih lama, Seohyun? Aku sudah capek sekali mondar-mandir dari satu toko ke toko yang lain.” keluh Kyuhyun saat kami sedang beristirahat di kursi yang disediakan.
“memang siapa yang menyuruhmu ikut? Aku kan tidak memintamu ikut, jadi salahkan dirimu sendiri.” Ucapku dingin.
“he? Marah lagi? Aiissh.. sampai kapan kau bersikap jutek terhadapku?” ucapnya.
“sampai kau berhenti mengganggu hidupku.” Ucapku cuek.
“sudah-sudah. Kalian ini, tidak bisakah kalian bersikap akur? Kenapa kalian selalu saja bertengkar?” ucap Yoona yang tampaknya sudah lelah dengan ulah kami.
“salahkan dia!!” ucapku dan Kyuhyun sambil menunjuk satu sama lain.
“haah.. sudahlah. Lebih baik kita kembali mencari kado untuk eomma mu Seohyun.” Pasrah Yoona.
“baiklah! Tapi… aku bingung kemana lagi Yoon..” ucapku tak bersemangat.
“gini deh, kamu mau ngasih kado apa ke eomma mu?” tanyanya. Aku berpikir sejenak.
“maunya sih ngasih baju. Sesuatu yang bisa dipake teruslah.” Jawabku.
“Ya! kenapa tidak bilang dari tadi? Kalau begitu untuk apa selama ini kita mencari di toko-toko lain tapi ternyata kau malah ingin membelikannya baju!” gerutu Kyuhyun. Aku mendengus kesal.
“kajja, kita ke tempat toko baju!!” tambahnya sambil menarikku dan Yoona. tidak sabaran.

***

Sampailah kami di toko baju. Setelah memilah-milih baju yang bagus. Akhirnya kami mendapatkan baju yang cocok.
“akhirnya dapet juga kado buat eomma ku~” ucapku senang setelah membayarkan baju yang kupilih.
“Seharusnya kau bilang dari tadi kalau kau ingin membelikan baju untuk eomma mu itu, Seo. Sehingga kita tidak terlalu membuang waktu.” Ucap Yoona.
“hehe.. mianhaeyo..”ucapku terkekeh. Jadi merasa bersalah juga nih.
“sudahlah, yang penting kita sudah menemukan apa yang kita cari.” Ucap Kyuhyun yang mendadak membuatku kaget karena perbuatannya yang tiba-tiba mengelus rambutku. Untunglah hanya sekilas. Kalo lebih lama lagi, bisa ku pukul tangannya. Dan menyebabkan pertengkaran lagi. Kyuhyun pabo!

Yoona POV
Ya Tuhan, ada apa ini? Kenapa rasanya sakit sekali saat melihat Kyuhyun mengelus rambut sahabatku? Memang hanya sebentar. Sangat sebentar. Tapi kenapa rasa sakit ini cukup lama? Lagipula, kenapa hanya padanya? Kenapa hanya pada Seohyun aku merasakan seperti ini? Padahal biasanya aku baik-baik saja waktu Kyuhyun bersikap mesra dengan yeoja-yeoja yang lain. Kenapa hanya pada Seohyun saja? Apa aku takut jika mereka jadian dan mereka akan meninggalkanku sendiri? Tapi tidak. Aku tau Kyuhyun. Dia tidak pernah serius dalam berpacaran. Seharusnya aku bisa bersikap tenang.
Sekarang kami menuju ke tempat makan. Mengitari mall sebesar ini cukup membuat perut lapar. Dan sekarang waktunya mengisi perut~
“setelah ini mau ngapain?” Tanyaku saat kami berada di sebuah restorant namun dengan makanan yang sudah habis di meja kami.
“entahlah. Keperluanku sudah terpenuhi. Sekarang giliran kalian. Kalian mau kemana? Aku hanya ikut saja. Gantian. ^^” Jawab Seohyun riang.
“ayo kita ke arena bermain!!” jawab Kyu bersemangat. Sudah kuduga -.- Seohyunnie.. seharusnya kau tidak berbicara seperti itu di depan namja yg maniak game ini.
“arena bermain?” ucap Seohyun heran. Jelas saja dia heran. Mungkin tak pernah ia bayangkan, seorang playboy dingin ternyata adalah seorang maniak game. Dasar GameKyu!
“ne! kajja, kita pergi kesana!” ucap Kyuhyun yang langsung menarik Seohyun dan Seohyun menarikku. Alhasil, kami berjalan layaknya sebuah pagar. Bergandengan tangan ke belakang. Mungkin pengunjung yang lain akan menganggap kami aneh. Tapi mau bagaimana lagi, kalau Kyuhyun sudah begini, aku pun tak bisa apa-apa.

***

Sesampainya di area bermain. Kyu langsung menghampiri mesin game dan langsung asyik sendiri dengan dunia ‘game’nya. Sementara kami? Hanya duduk menunggu namja gamer itu.
“Yoona.. daripada bosen begini, lebih baik kita ikut main yuk!” ajak Seohyun. Benar juga katanya, daripada nungguin si maniak game itu mendingan ikut main aja ya? udah lama juga sih. Mumpung ada waktu.
“kajja, Seohyun. Kita main..!!” ucapku bersemangat.
Permainan pertama yang kami mainkan adalah basket. Kami bertanding siapa yang paling banyak memasukkan bola ke ring. Dan ternyata yang menang Seohyun dengan skor 62 – 54.
“yeey!! Aku menang!” ucapnya girang. Sepertinya dia senang sekali. Seperti baru dapat kocokan arisan saja senangnya.
“chukkae Seohyun. Kau ternyata jago juga ya melemparkan bolanya.” Ucapku diiringi senyuman.
“gomawo.. sekarang kita main apa?” tanyanya sambil melihat ke sekitar. Belum sempat menjawab, dia sudah menemukan permainan yang diinginkan.
“dance!! Kajja!” ucapnya yang langsung menarik tanganku menuju sebuah permainan dance yang menginjak panah.
“kita bertanding lagi ya?” tantangnya.
“oke, siapa takut!” ucapku yakin. Meski begini, aku sangat suka dance. Bahkan aku pernah dipuji oleh salah satu guru pengajarku kalau danceku sangat bagus dan energik.
Kami pun memulai permainan. Aku dan Seohyun mulai heboh menginjak panah-panah itu. Rupanya Seohyun lawan yang tangguh juga. Tidak sedikit pengunjung yang melihat permainan kami.
Dan akhirnya yang memenangkan permainan tersebut adalah aku! Untunglah aku masih bisa bergerak dengan baik.
“Aku menang!!” ucapku senang.
“aku kalaaah~” ucap Seohyun murung. Haha.. lucu sekali wajahnya yang ditekuk itu. Aku pun tersenyum melihatnya.
“semangat!” ucapku menyemangatinya.

Seohyun POV
“semangat!” ucap Yoona dengan wajah cerianya.
“gomawoyo Yoona-ah..” balasku.
“tidak kusangka ternyata kamu cukup berbakat dalam menari ya?” ucapku saat kami sedang duduk beristirahat.
“tidak juga.. aku memang sempat ikut latihan menari selama beberapa bulan. Tapi kemudian aku sudah tidak ikut lagi.” Terangnya.
“eh? Waeyo?” tanyaku penasaran.
“molla.. hanya sudah mulai bosan.” Ucapnya. Aku hanya mengangguk mengerti.
‘jujur saja, sebenarnya itu semua lagi-lagi karena kedekatanku dengan Kyuhyun. Tidak kusangka sahabatku itu cukup terkenal bahkan di luar sekolah. Akibatnya lagi-lagi aku di campakan sehingga membuatku tidak betah berada di sana lebih lama. Mianhae, Seohyun-ah. Aku hanya tidak ingin kamu berpendapat yang jelek terhadap Kyuhyun lagi. Karena itu akan membuatmu semakin jauh darinya. Aku tidak ingin itu terjadi karena aku ingin bisa membantu Kyuhyun mendapatkan dirimu meski ini hanya sebatas kebiasaan playboynya.’ Batin Yoona yang ceritanya aku ga denger. *author stress x­_x
“wah.. kalian disini rupanya? Tidak menunggu lama kan?” ucap Kyuhyun yang tiba-tiba nongol di depan kami.
“’tidak menunggu lama’ apanya? Saking lamanya kita malah sempat memainkan berbagai macam permainan disini. Apa itu masih bisa disebut TIDAK LAMA?” ucapku dengan penekanan di kata ‘tidak lama’. Apakah seorang gamer selalu merasa seperti ini? Melupakan waktu yang terus berputar di dunia nyatanya?
“ne.. ne.. mianhae.. kajja, kita pulang! Aku sudah lelah sekali nih.” ucap Kyuhyun seenaknya. Aku dan Yoona pun menurut karena kami juga cukup lelah dan ingin segera pulang.



Yoona POV
Senang. Itulah yang kurasakan hari ini. Aku sangat senang karena hari ini aku bisa pergi bersama kedua sahabat baikku, Kyuhyun dan juga Seohyun. Memang Seohyun belum lama hadir di kehidupanku, tapi aku sudah bisa menerimanya sebagai sahabat baruku. Hari ini aku pergi bersama mereka berdua untuk pertama kalinya. Betapa senangnya diriku mendapatkan sahabat seperti mereka. Dan kini sahabatku bertambah satu, Seo Joo Hyun. Aku harap hubungan kami akan terus berlanjut selamanya. Begitu juga dengan Kyuhyun. Aku harap mereka berdua bisa bersahabat juga. Meski kupikir agak tidak mungkin melihat sifat playboy Kyuhyun yang amat dibenci Seohyun. But at least, I’m so happy with them.. <3

Pulang dari mall tadi sore, aku menyempatkan diri menulis di buku diaryku. Mungkin sudah menjadi kebiasaanku menulis kejadian-kejadian penting di buku kecil itu. Karena aku tidak ingin melupakan kejadian yang menurutku berharga. Begitu pula dengan hari ini yang sudah membuatku begitu bahagia memiliki sahabat seperti mereka. Aku ingin terus bisa mengingatnya. Aku tidak ingin melupakan hari penting bersama kedua sahabatku.
Tok.. Tok.. Tok..
“Yoona.. ada yang mencarimu.” Ucap eomma ku.
Sedang asyik aku melamun, tiba-tiba ada yang mengetuk pintu kamarku. Ternyata eomma. Apa tadi katanya? Ada yang mencariku? Siapa? Kulirik jam berwarna merah muda di atas meja belajarku. Jam setengah 9? Ada apa orang ini mencariku?
Dengan masih bermacam pertanyaan terngiang di pikiranku, aku menuju ke pintu kamarku. Membuka kuncinya dan dengan perlahan membuka pintu kamarku itu. Tiba-tiba..
“WHOAA..!!!” Seorang namja, bukan. Lebih tepatnya sahabatku sendiri, Cho Kyuhyun terjatuh secara mengagetkan kerena pintu yang kubuka yang nyatanya menjadi tempat bersandarnya membuat dirinya kehilangan keseimbangan dan akhirnya jatuh tepet di depanku.
“ya! Yoona! kenapa tiba-tiba sih?” ucapnya. Kulihat dia mengelus-elus tangannya yang kesakitan.
“mi, mian Kyu.. aku tidak tau kalau kau ternyata bersandar di pintu  ini.” Ucapku membantunya berdiri.
“ne.. gwenchana.”
“ngomong-ngomong, ada apa kau malam-malam kesini? Tumben sekali.” Tanyaku yang masih heran dengan kedatangannya.
“tidak apa-apa. Hanya ingin berkunjung saja. Sudah lama aku tidak kesini.” Ucapnya. Memang benar, sejak kecil kami sering bermain bersama. Rumah kami yang berdekatan membuat kami menjadi sangat akrab. Namun akhir-akhir ini Kyuhyun memang sudah mulai jarang mengunjungiku. Biasanya dulu dia sering kesini meski hanya sekedar melakukan hal yang gak jelas dan gak penting di kamarku ini. Sekarang dia kesini kalau gak nanyain pr, palingan curhat soal pacar barunya atau minta saran buat dapetin ‘mangsa’nya yang baru. Maklum playboy kelas berat. Tapi makin kesini malah makin jarang. Sepertinya dia sudah cukup ahli dalam merayu cewe sehingga sudah tidak lagi memerlukan saran dariku. Sementara kalau menanyakan pr, paling lewat sms atau hanya sekedar telpon. Itupun tidak dengan waktu yang lama. Aku sangat merindukan masa kecil kami.
“hmm.. oh ya Kyu, bagaimana dengan rencanamu mengincar Seohyun?” tanyaku. Penasaran juga sih sebenarnya. Apa dia akan menyerah setelah melihat sikap dingin Seohyun yang tak berubah di depannya? Atau justru dia malah makin berapi-api setelah jalan seharian dengannya dan denganku juga pastinya.
“aku pasti akan mendapatkannya!” ucapnya yakin. Oo.. ternyata dia masih gigih dengan rencananya. Kupikir dia akan menyerah, ternyata sifat keras kepalanya masih ada.
“tapi… aku bingung dengan sikap dinginnya itu.” Ucapnya mendadak lesu. Apa ini? Kenapa dia bisa berubah secepat ini? Baru saja beberapa detik lalu ia mengatakan akan mendapatkan Seohyun dengan yakinnya. Tapi sekarang malah mendadak jadi namja pesimis seperti seseorang yang kehilangan harapan hidup(?). *maaf lebay –‘
“ya, Kyuhyun-ah! Apa yang kau katakan? Kau bukan seperti Kyuhyun yang ku kenal. Cho Kyuhyun yang tak pernah putus asa. Kau ini bukannya sangat berpengalaman menjadi playboy? Kenapa hanya karena satu gadis kau jadi se-pesimis ini?” ucapku memberikan semangat.
 “itu karena biasanya aku tidak perlu usaha lebih dalam mendekati seorang gadis, karena mereka sendiri yang nantinya akan mendekatiku akibat pesonaku yang dahsyat ini *overPD*. Tapi kali ini, yeoja itu justru membenciku dan sepertinya ingin sekali aku pergi jauh-jauh darinya. Berbeda sekali dengan gadis-gadis yang lain. Ini justru malah membuatku terpaksa harus mendekatinya duluan.” Jawabnya.
“jadi kau ingin berhenti sebagai seorang playboy?” tanyaku. Sebenarnya aku ingin ia berhenti menjadi playboy seperti ini. Tapi aku tau dia. Dia keras kepala. Mau dibilang berapa kalipun dia pasti tetep kekeuh dengan pendiriannya. Tapi mungkin kali ini pendiriannya berubah.
“…. Tentu saja tidak! Seohyun mah kecil, liat saja dalam minggu ini aku pasti bisa mendapatkannya.  Hahaha..” ucapnya yakin dengan tawa evil nya itu. Akupun hanya bisa gelengkan kepala melihat tingkah sahabatku ini. Ternyata ia masih Kyuhyun yang keras kepala.

***

“Yoona..!! kau harus menolongku!” teriak Seohyun panic yang baru saja tiba di kelas.
“kenapa? Ada apa?” tanyaku khawatir.
“playboy itu.. Kyuhyun.. dia tidak berhenti menggangguku!!” ucap Seohyun dengan nafas tersenggal. Sepertinya begitu tiba di sekolah, dia langsung berlari ke kelas.
“memangnya ada apa?” tanyaku. Sudah 3 hari berlalu dari pembicaranku dan Kyuhyun malam itu. 3 hari itu pula aku sering melihat Kyuhyun yang berusaha mendekati Seohyun meski selalu diomeli Seohyun.
“tadi malam dia sms aku. Menanyai hal yang sama, memintaku menjadi yeojachingunya. Tentu saja aku balas tidak. Apa-apaan dia main nembak gitu aja? Apa itu cara playboy menyatakan cintanya? Palsu!” cerita Seohyun. Aku membiarkannya bercerita terlebih dahulu sampai ia selesai.
“tapi satu jam kemudian dia kembali mengirim pesan kepadaku dan lagi-lagi isinya sama!” ucap Seohyun menyodorkan hpnya, memperlihatkan isi sms Kyuhyun kepadanya tadi malam.
“bagaimana kalau sekarang? Apa kau mau menjadi yeojachinguku, Seohyun-ah?” ucapku mambaca isi pesan Kyuhyun.
“lihat? Baru saja satu jam sebelumnya dia menanyakan hal yang sama. Malah balik sms lagi. Tapi kali ini gak ku jawab. Aku sudah malas menjawab pertanyaan konyolnya itu. Sialnya aku, dia malah nekat menelponku. Sama dengan jawabanku sebelumnya, aku menolaknya dan kali ini aku tambahkan dengan memarahinya karena ia terus saja menggangguku. Tapi dia keras kepala sekali. Lagi dan lagi dia menelponku mesti tak kuangkat. Akhirnya aku matikan saja hpku itu.” Cerita Seohyun. Sepertinya dia sudah selesai bercerita. Tidak kusangka perjuangan Kyuhyun begitu besar.
“Yoona-ah.. apa yang harus kulakukan supaya dia berhenti mengganggu hidupku?” tanyanya lesu. Kasihan juga dia.
“hmm.. begini Seo, kalau menurutku sih ya. lebih baik kau terima pernyataan cintanya..” saranku.
“MWO?! Apa kau sudah gila Yoona? aku tidak pernah mau menjadi yeojachingu playboy batu itu!” ucap Seohyun kaget. Oke, kuanggap reaksinya dia normal.
“tenang dulu Seo-ah.. maksudku begini,  Kyuhyun itu orang yang sangat keras kepala. Dia akan terus berjuang sampai mendapatkan hal yang ia mau.” Terangku.
“lalu, hubungannya dengan nasibku?”
“saranku, lebih baik kau menerima cintanya. Karena dari pengalamanku melihatnya menjadi playboy, dia itu cepat sekali memutuskan hubungannya dengan pacarnya. Paling lama itu sekitar semingguan. Jadi, kalaupun nanti kalian akhirnya jadian, pasti playboy macam dia juga ga bakal betah memperpanjang hubungannya yang aku pikir hanya main-main itu.” Saranku panjang.
“jadi maksudmu, aku harus jadian dengannya tanpa cinta?”
“ya mau bagaimana lagi. Kamu bilang ingin dia berhenti mengganggumu bukan? Menurut pengalamanku, hanya itu satu-satunya cara. Tapi itu tergantung kamunya juga sih.”
“heem.. akan kupertimbangkan saranmu.” Ucapnya.

***

Seohyun POV
Bel pulang sekolah sudah berbunyi, Leeteuk songsaenim pun juga sudah meninggalkan kelas. Kulirik Yoona tengah membereskan alat tulisnya dan bersiap pulang.
“Seohyun-ah, kau tidak pulang?” tanyanya yang melihatku hanya duduk diam.
“tidak, aku harus piket dulu. Kau pulang saja duluan.” Jawabku.
“ne, aku duluan ya..” pamit Yoona yang kemudian beranjak pergi.
Aku mulai mengambil sapu dan mulai mengerjakan tugasku menyapu kelas. Tiba-tiba aku kembali terpikirkan saran dari Yoona yang tadi ia berikan. Apa mungkin dengan begitu Kyuhyun akan berhenti menggangguku? Tapi kalau aku menerimanya, berarti pacaran pertamaku tanpa dilandasi cinta? Tapi kalau aku tidak menerimanya, bisa-bisa dia terus menggangguku. Argh.. galau nih! -_-‘
Lalu, bagaimana kalau Kyuhyun malah tidak memutuskanku? Bisa tambah membuatku menderita! Eh tapi, playboy macam dia pasti ga akan setia. Kuharap sih.
Aku terus memikirkan hal ini sambil menyapu. Sampai aku selesai dan hendak pulangpun aku tetap memikirkannya.
Sebelum ke luar kelas, aku memperhatikan keadaan sekitar. Sudah sepi. Dan sepertinya Kyuhyun juga sudah pulang bersama Yoona. Aku menghembuskan nafas lega.
“untunglah..” bisikku. Aku melangkahkan kakiku ke gerbang sekolah.
Tinggal beberapa langkah lagi aku sampai di gerbang sekolahku itu. Sampai akhirnya..
“Seohyun!” seseorang memanggilku. Ini dia. Haah.. aku tau betul suara itu. Suara yang akhir-akhir ini mengganggu hidupku. Suara seseorang yang sejak tadi ada di pikiranku, memperhitungkan nasibnya.
“Seohyun, tunggu!” teriaknya lagi. Aku menghentikan langkahku dan kulihat dia sedang berlari kearahku. 
“ada apa lagi?” tanyaku malas.
“Kau.. aku ingin kau menjadi pacarku. Mau kan?” Ucapnya. Hah? To the point banget nih orang.
“kenapa kau masih ada disini? Bukannya kau sudah pulang bareng Yoona?” tanyaku balik. Bukannya penasaran kenapa dia masih ada disini, tapi aku masih butuh waktu buat memikirkan jawaban dari pertanyaannya tadi.
“aku sengaja menunggumu. Yoona tadi ada urusan jadi dia pulang duluan.” Jawabnya.
“untuk apa kau menungguku?”
“untuk… Ya Seohyun! Kenapa kau jadi balik bertanya? Pertanyaanku saja belum di jawab.”  Tukasnya. Aku terdiam. Berpikir.
“Seohyun? Seohyun? Ya Seohyun! Jawab aku!” panggilnya sambil memegang kedua pundakku.
“hei, tidak bisa kah kau tidak berteriak seperti itu?!” teriakku.
“kalau begitu jawab pertanyaanku. Kau mau tidak jadi yeojachinguku?” tanyanya lagi. Aku menghela nafas berat. Semoga ini jawaban yang tepat. Aku harap.
“ne..” ucapku pelan. Rasanya berat sekali mengucapkan satu kata kecil itu.
“mwo? Aku tidak mendengarnya.” Ucapnya. Aiish.. dia ini sengaja atau benar-benar tuli sih?
“ne..” ulangku.
“apa sih Seo? Aku tidak mendengarmu.”
“NE, CHO KYUHYUN!! AKU MAU JADI YEOJACHINGUMU!!” teriakku kesal. Dia tampak terpaku. Entah apa yang dipikirkannya, yang pasti saat ini aku tidak bisa membaca raut wajahnya.
“benarkah?” tanyanya. Ya Tuhan.. haruskah aku mengulang kata-kata itu lagi?
Belum sempat aku menjawab. Tiba-tiba Kyuhyun menarik ku ke dalam pelukkannya.
“gomawo Seohyun-ah..” ucapnya. Aku sempat melamun karena sikapnya yang tiba-tiba memelukku. Ada perasaan hangat sih, tapi..
“Ya Kyuhyun-ah! Apa yang kau lakukan? Seenaknya saja memelukku!” tolakku dengan mendorong tubuhnya, berusaha melepaskanku dari pelukkannya. Apa semua playboy suka seenaknya seperti ini ya?
“eh, waeyo?” tanyanya sok polos.
“wae? Tentu saja karena kita baru jadian dan kau tidak boleh seenaknya memelukku!” tukasku.
“masa sih? Tapi biasanya mantan-mantanku yang dulu biasa aja ah. Mereka malah menerimanya dengan senang hati.” Ucapnya lagi dengan wajah lugu. Mm.. mungkin sok lugu.
“itu kan mantanmu. Jangan samakan aku dengan mantan-mantanmu yang tak terhitung itu!”
Akhirnya, hari ini aku dan Kyuhyun resmi jadian. Aku tidak tau apa yang bakal terjadi setelah kami jadian. Yang pasti aku berharap ini segera berakhir. Rasanya aku tidak betah harus menjadi yeojachingunya si playboy ini. Yoona, aku harap saran darimu tepat. T-T

***

“annyeong..!” sapaku begitu aku tiba di kelas pagi hari.
“annyeong Seohyun.. ngomong-ngomong, chukkae ya..” sambut Yoona.
“eh? Kenapa?” Tanyaku bingung.
“chukkae karena kau akhirnya jadian sama Kyuhyun.” Jawab Yoona yang sepertinya senang.
“kau.. tau dari mana? Perasaan aku belum ngasih tau siapa-siapa deh.”
“Kyuhyun. Tadi malam dia menceritakan semuanya kepadaku. Akhirnya kau mengikuti saranku ya..”
“cowo itu.. ember sekali mulutnya. Ya mau bagaimana lagi? Aku sudah bingung cari cara agar terlepas darinya.” Pasrahku.
“semoga saranku tidak salah ya..” ucap Yoona. aku mengangguk berharap.
“Good morning, jagi~” ucap seseorang yang tiba-tiba merangkulku.
“Kyuhyun?!” kagetku.
“waeyo? Kenapa kau seperti ketakutan begitu? Aku tidak akan memakanmu Seo. Lagipula, memang tidak boleh apa aku merangkul pacarku sendiri?” ucapnya diselingi senyum evilnya.
“tidak boleh! Apalagi di depan umum seperti ini!” tolakku berusaha melepaskan rangkulannya dari pundakku. Tapi tidak bisa.. T-T. kenapa dia kuat sekali sih?
“waa.. mesra sekali nih yang baru jadian. Hihi..” Ledek Yoona.
“Yoona-ah.. kenapa kau tidak menolongku dari gamer gila ini?” rengekku.
“waah.. jadi Seohyun jadian sama Kyuhyun?” heboh Sunny. Begitu mendengar percakapan kami.
“Kyu, tidak kusangka ternyata Seohyunlah targetmu.” Ucap Donghae. Teman Kyuhyun yang sama playboynya. Meski ga separah Kyuhyun sih.
“oh tidak.. my Kyunnie diambil sama anak baru itu.” Ucap murid-murid perempuan yang kupikir merupakan salah banyak penggemar Kyuhyun. Sementara tanggapan yang lain juga semakin banyak. Ada yang memeberikan selamat, komentar-komentar ga jelas, sampai ada yang patah hati. Paling yang patah hati itu fans-fansnya Kyu. Hei, aku ini terpaksa oke? Jadi ngapain sih pada patah hati segala? Bisa-bisa aku tambah musuh nih.
Untunglah Leeteuk songsaenim segera masuk kelas. sehingga aku tidak harus berlama-lama menjadi pusat perhatian dan menjawab pertanyaan-pertanyaan aneh dari mereka seperti ‘bagaimana bisa kalian jadian?’ ‘Seo, apa kau sudah tidak membenci playboy lagi?’ ‘Seo, apa yang kau pebuat dengan Kyunnie sehingga dia jadi memilihmu?’. Ya seperti itulah kira-kira. Yang pasti aku tidak suka!

***

Pulang sekolah.
“Seo.. ayo kita jalan-jalan!” ajakan Kyuhyun sontak membuatku kaget.
“m, mwo?” kagetku.
“iya, ayo kita jalan-jalan. Nama lainnya sih nge-date.” Ucapnya dengan tatapan yang tak bisa digambarkan.
Nge-date? Sejenis kencan bukan? Aah.. apa harus ada kegiatan seperti itu dalam berpacaran? Aku tidak pernah kencan. Terlebih lagi dengan playboy macam Kyuhyun. Apa yang harus kulakukan?
Menolak? Tapi aku tidak pandai beralasan. Lagipula nanti dia bisa mengetahui kalau aku hanya berpura-pura menjadi pacarnya. Menyetujuinya? Aku lebih tidak pandai berkencan. Sudahlah, peduli amat sama yang namanya kencan. Cukup berjalan-jalan berdua bukan? Itu sih gampang, toh Cuma jalan-jalan doing kan? Tapi.. apa harus dengan namja ini?
“sudah Seohyun, lebih baik kau terima saja. Kalian kan pasangan baru, jadi tidak ada salahnya kalian berkencan untuk pertama kalinya. Ya kan?” ucap Yoona. entah mengapa, sepertinya untuk urusan ini dia lebih memihak ke Kyuhyun. :’(
“tuh, jagi udah dapet restu dari Yoona. bagaimana?” Tanya Kyuhyun lagi. Aku menghela nafas dalam.
“baiklah..” ucapku lagi-lagi, pasrah.

Yoona POV
Akhirnya pasangan itu pergi meninggalkanku. Entah mengapa, rasanya aku seperti ditinggal sendiri. Apa mungkin suatu saat nanti aku akan ditinggalkan seperti ini? Ah, aku mikir apa sih? Jelas-jelas tadi aku yang menyuruh Seo untuk menerima ajakan Kyuhyun. Lagipula, mereka kan hanya berpura-pura. Jadi tidak mungkin mereka meninggalkanku sendirian. Aku harap sih. Aku hanya takut kehilangan dua sahabat terbaikku.

-tbc- 

 

2 komentar:

  1. bagus loh sumpah lanjut lagi yah pliiisss :)

    BalasHapus
  2. makasih banyak ya, tania ^^
    untuk lanjutannya, ga akan aku post di sini lagi, aku postnya di blogku yg satunya.
    silahkan kunjungi hikaruchansworld.wordpress.com
    disana udah ada lanjutannya sampe part 4.
    sekali lagi, makasih yaaa :D

    BalasHapus

Umur blog ini

Daisypath - Personal pictureDaisypath Friendship tickers