Judul : How About My Birthday?
Cast :
- · SNSD’s Seo Joo Hyun
- · Super Junior’s Cho Kyu Hyun
- · SNSD
- · Another SM family
Genre : Friendship, Romance
Author : Hikaru SeoKyu a.k.a Hikaru Chan
Desclaimer : semua cast punya Yang Maha Kuasa. Kecuali Kyuhyun punya saya~ #plakk. Oke kyu juga punya-Nya. ide cerita dari hasil kerja keras pengolahan otak saya. Gambar punya owner namun saya edit lagi.
Didedikasikan untuk memperingati hari ulang tahun uri maknae Seo Joo Hyun. Meski agak telat -_-v
DON’T COPY THIS FANFICTION
ENJOY~
*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*
Seohyun POV
Konser hari ini begitu melelahkan. Aku dan para eonnieku juga terlihat lelah. Dalam perjalanan pulang ke tempat menginap, hanya suasana hening yang tercipta. Kami semua sangat lelah dengan pekerjaan kami yang akhir-akhir ini begitu banyak. Terlebih hampir tiap bulan kami berpindah dari negara satu ke negara lainnya. Hal itu menjadi beban bagi fisik ataupun pikiran kami. Tak heran apabila para eonnieku lebih memilih mengistirahatkan pikiran mereka pada waktu luang seperti ini. Mereka sibuk dengan pikiran mereka masing-masing. Akupun juga sama.
Kulirik jarum jam yang berada di jam tangan baby blue ku. Jam 11. Tak terasa hanya tinggal menunggu 1 jam lagi, lalu usiaku akan bertambah 1 tahun.
Aku mengalihkan pandanganku ke luar jendela mobil yang tengah kami naiki. Menerawang jauh mengenai hari spesialku besok. Apakah para eonnieku mengingatnya? Apa oppa juga mengingatnya? Bagaimana kalau tidak ada yang mengingatnya?
Anio, aku yakin besok akan menjadi hari bahagia untukku.
Semoga…
-^o^-
Akhirnya kami tiba di penginapan kami. Taeyeon eonnie yang pertama membuka pintunya. Kami pun langsung memasuki ruangan yang telah dibuka itu. Tanpa komando, mulai dari Jessica eonnie hingga Sooyoung eonnie langsung memasuki kamar mereka masing-masing dan menutup pintunya rapat.
“eonnie..” panggilku kepada Yoona eonnie yang berada di sampingku.
“mianhae Hyunnie, aku ngantuk. Aku ingin tidur.” Ucapnya datar dan langsung meninggalkanku.
Aku hanya terdiam melihat mereka. Tiba-tiba sentuhan lembut dapat kurasakan tengah mengelus rambutku.
“Taeyeon eonnie?” ucapku begitu kutahu sentuhan itu berasal darinya. Ia tersenyum lembut padaku.
“tidurlah Hyunnie, kau pasti lelah.” Sarannya yang kemudian pergi memasuki kamarnya dan meninggalkanku yang masih terdiam.
Aku memutuskan untuk duduk sejenak di sofa ruang tv. Menunggu detik-detik bergantinya hari. Sesekali aku kembali mengingat kelakuan para eonnie ku tadi. Apa mereka benar-benar lupa akan ulang tahunku? Mereka bahkan tidak membahasnya sama sekali.
Pikiranku terus berkecamuk tentang hal itu. Namun ku teringat sesuatu.
Apa oppa juga lupa akan hari esok? Sampai detik ini ia belum memberiku kabar apapun. Apa mungkin…
Ah anio! Apa yang kau pikirkan Seohyun? Seharusnya aku tidak boleh egois. Sudah jelas tadi eonnieku kelelahan, tapi aku malah memikirkan kebahagiaanku sendiri. Oppa juga pasti saat ini sedang sibuk dengan pekerjaannya. Seharusnya aku mendukung dan memberi semangat pada mereka. Bukannya sibuk dengan urusanku sendiri. Melihat mereka bisa tetap sehat dan tersenyum saja sudah menjadi kebahagiaan tersendiri untukku. Lagipula, selama ini mereka juga sudah cukup sering melindungiku dan menjagaku. Seharusnya aku bersyukur. Bersyukur memiliki mereka.
TENG TENG TENG
Dentingan yang berasal dari jam dinding yang tergantung di dinding ruangan ini berbunyi dengan keras. Aku melirik ke arah jam itu. Jam 12 malam.
“Saengil chukkahamnida, Seo Joo Hyun..” gumamku. Aku memejamkan mataku sejenak. Meminta permohonan pada yang kuasa.
Setelah kupanjatkan doa, aku beranjak menuju kamarku. Mengganti pakaianku dan bersiap untuk tidur.
“semoga besok menjadi hari yang membahagiakan..” doaku sebelum kupejamkan mataku.
-^o^-
Udara sejuk perlahan mulai kurasakan. Bunyi kicauan burung yang bernyanyi dengan indahnya pun mulai terdengar. Seberkas cahaya seakan memaksaku untuk membuka mataku. Hiruk pikuk dari luar ruangan mulai terdengar. Sepertinya para eonnieku sudah mulai bangun.
Aku membuka kedua mataku perlahan. Meregangkan tubuhku sejenak sambil menikmati udara di pagi hari. Aku beranjak dari kasurku dan membuka pintu kamarku. Kulihat eonnie-eonnieku sedang sibuk. Bahkan Jessica eonnie yang terkenal suka tidur itu justru sudah rapih.
“eonnie, tumben pagi-pagi sudah pada rapih..” ucapku saat melihat eonnieku sudah memakai baju rapih sementara aku masih mengenakan piyama keroroku.
“Hyunnie, kau ini bicara apa sih? Pagi ini kita kan akan pulang ke Seoul.” Heran Tiffany eonnie yang masih sibuk dengan bawaannya. Mwo? Seoul?
“ya Hyunnie-ah! Kenapa masih mengenakan piyama? Cepat mandi dan kemasi barang-barangmu!” suruh Sunny eonnie. Aku langsung tersadar.
“ah.. n, ne..” jawabku. Aku langsung buru-buru mengerjakan perintah Sunny eonnie tadi. Astaga, mengapa aku bisa lupa kalau hari ini kami akan kembali ke Seoul?
-^o^-
Kami sudah selesai merapikan barang bawaan kami. Kami juga sudah bersiap berangkat. Kulirik jam dinding biru di ruangan. Jam 8.
Sudah 8 jam terlewat di hari ulang tahunku ini. Dan sampai saat ini belum ada ucapan selamat ulang tahun yang keluar dari para eonnieku. Bahkan para oppa DBSK dan Suju juga belum ada yang mengucapkannya. Dongsaeng SHINee dan f(x) pun juga sama. Hanya beberapa sms dari member grup lain seperti After School, CNBlue, 2PM, Miss A, dll. Yonghwa oppa malah mengirimiku ucapan jam 4 pagi tadi.
“haaah…” aku menghela nafas sejenak.
“sarapan sudah siap! Ayo kita makan dulu!” teriak Hyoyeon eonnie dari arah dapur. Aku beserta para eonnieku mulai beranjak menuju meja makan.
Kami duduk melingkari makanan yang telah dimasak. Setelah berdoa bersama, kamipun menyantap makanan yang sudah tersedia dengan lahapnya.
“di jepang begitu menyenangkan ya?” ucap Taeyeon eonnie yang memecah keheningan acara makan kami.
“ne, udaranya sejuk dan ada begitu banyak pemandangan indah.” Tanggap Yuri eonnie.
“senang rasanya bisa menghibur para Sone di Jepang..”
“ne, kau benar Yoong. Oh ya, hari ini hari apa ya?” Tanya Sooyoung eonnie yang menumbuhkan harapan di hatiku. Mungkinkah mereka mulai mengingat hari ulang tahunku?
“sekarang kan hari selasa Soo.. memang ada apa?” ucap Jessica eonnie.
“anni, itu artinya hari ini aku harus menelpon kedua orang tuaku untuk menanyakan kabar.” Jawabnya yang langsung menghancurkan harapanku.
“mwo? Kau member jadwal untuk menelpon orang tuamu?” kaget Hyoyeon eonnie. Sooyoung eonnie mengangguk mantap.
“ne. aku membuatkannya jadwal agar mereka bisa selalu mengangkat telpon dariku.” Terang Sooyoung eonnie.
“dasar Youngie..” respon Sunny eonnie. Mereka semua tertawa. Sementara aku masih saja berperang dengan batinku sendiri.
Ayolah Seohyun, hilangkan sifat egoismu itu!
-^o^-
Pesawat yang kami naiki sudah landing menuju Seoul. Para eonnieku terlihat tenang di kursi mereka masing-masing. Taeyeon eonnie sibuk dengan hpnya. Jessica eonnie sudah tertidur dari tadi. Sunny eonnie dan Yuri eonnie sedang bercengkrama bersama. Tiffany eonnie sedang sibuk membaca novel yang baru saja ia beli. Hyoyeon eonnie sedang sibuk mendengarkan lagu menggunakan headsetnya. Sooyoung eonnie sepertinya sedang kekenyangan akibat makan terlalu banyak.
Kulirik Yoona eonnie yang sedang duduk di sampingku. Ia tertidur? Tapi, sejak kapan? Perasaan tadi ia masih sibuk mencari obat untuk Sooyoung eonnie yang kekenyangan. Haah.. yasudahlah, mungkin ia masih lelah dengan tour di jepang kami.
Aku memalingkan pandanganku ke jendela pesawat. Untunglah aku memilih posisi di dekat jendela, sehingga aku tidak terlalu bosan saat suasana sedang seperti ini. Kulihat pemandangan di bawah kami. Sungguh bumi itu indah beserta segala isinya. Dan itu sangat terlihat dari atas sini. Hamparan daratan yang hijau dan juga luasnya laut yang biru itu. Aku selalu kagum melihat pemandangan dari pesawat.
Oppa, apa mungkin kau kini juga sedang takjub dengan alam semesta di Taiwan sana? Entah mengapa, aku tiba-tiba kepikiran oppa yang sedang sibuk disana. Apa oppa ingat hari ulang tahunku?
Aku harap oppa selalu sehat..
-^o^-
“Seohyun, tolong jaga dorm ini ya. Aku harus menghadiri rapat leader di gedung SM.” Pesan Taeyeon eonnie yang kemudian pergi meninggalkan dorm kami.
“ne, eonnie..” jawabku. Baru saja tiba di dorm kami di Seoul, Taeyeon eonnie sudah harus pergi lagi. Pasti berat menjadi leader.
Aku kembali beranjak menuju ruang tv. Tapi kemudian Hyoyeon eonnie dan Sooyoung eonnie terlihat seperti akan pergi.
“eonnie? Kalian ingin kemana?” tanyaku yang melihat mereka sudah rapih seperti ingin berbelanja.
“ah Hyunnie, kami ingin membeli bahan makanan untuk nanti.” Jelas Hyoyeon eonnie yang memang sudah biasa bertugas memasak untuk kami.
“dan aku akan ikut menemaninya untuk menyarankan masakan yang enak buat kita makan nanti.” Tambah Sooyoung eonnie yang menggandeng manja lengan Hyoyeon eonnie.
“mwo? Bukankah kau hanya ingin mendapatkan makanan gratis yang biasa ditawarkan di supermarket?” Hyoyeon eonnie sepertinya mengetahui akal busuk dari Sooyoung eonnie yang doyan makan itu.
“hehe.. ketahuan ya?” Sooyoung eonnie terkekeh dengan polosnya. Aku ikut tertawa melihat tingkah mereka.
“tentu saja, paboya! Kami sangat mengenalmu Youngie si tukang makan. Kami pergi dulu ya Hyun.. annyeong!” pamitnya.
“annyeong..” berkurang 2 lagi orang di dorm ini. Aku kembali menuju ruang tv. Merasa bosan, lebih baik aku menonton tv.
Kulangkahkan kaki ku ke ruang tv. Di ruang itu, kulihat Sunny eonnie, Tiffany eonnie dan Yuri eonnie tengah serius menonton drama. Sebenarnya ada Jessica eonnie juga disana, namun ia sedang tertidur. Mungkin merasa bosan dengan apa yang ditonton eonnieku yang lain.
Melihat mereka yang begitu serius menonton dan berhubung aku juga tidak terlalu suka dengan drama, aku mengurungkan niatku untuk menonton tv. Aku beranjak menuju kamar Yoona eonnie yang kuyakini dirinya berada di dalam sana.
Kuketuk pintunya perlahan dan membukanya.
“Yoona eonnie?” sapaku saat melihat Yoona eonnie sedang asyik membaca buku yang berada di tangannya.
“maaf Seohyun, aku sedang tidak ingin di ganggu.” Ucapnya dingin. Aku cukup kaget dengan perilakunya yang mendadak berubah 3 hari belakangan. Apa aku berbuat salah padanya?
“n, ne.. mianhae sudah mengganggumu.” Ucapku yang segera menutup pintu kamarnya itu secara perlahan. Aku jadi merasa bersalah padanya.
Tapi kenapa Yoona eonnie yang selama ini begitu baik terhadapku, yang begitu dekat denganku bisa bersikap sedingin ini? Apa aku telah melakukan sesuatu yang fatal? Atau mungkin dia sedang ada masalah?
Aku menuju ke kamarku. Terlihat hpku yang tergeletak di meja, aku langsung teringat seseorang. Aku ingin menghubunginya. Mendengar suaranya dan mengetahui kabarnya.
Aku memanggil kontak seseorang. Seseorang yang sudah 2 tahun ini mengisi hatiku. Seseorang yang sangat kucintai dan juga mencintaiku. Seseorang yang kehadirannya begitu berarti dalam hidupku.
Calling my EvilKyu^^
Aku menunggu jawaban dari seberang. Namun, nihil. Tidak ada jawaban apapun. Mungkinkah ia masih sibuk? Tapi apa ia sesibuk itu hingga tidak sempat memberiku kabar dan menerima panggilanku?
“Cho Kyuhyun oppa, kumohon angkat telponnya..” gumamku yang masih berusaha menghubunginya.
Masih tak dijawab. Ku coba sekali lagi. Tapi.. hpnya kini berubah menjadi tak aktif lagi. Apa ia mematikannya? Apa panggilanku begitu mengganggunya hingga ia memilih untuk mematikannya? Ataukah, ia dalam bahaya?
“Aiish, Seohyun! Berhenti berpikiran yang tidak tidak! Kyuhyun oppa pasti baik-baik saja. Ia hanya sibuk. Begitu sibuk hingga tak menjawab panggilanku…” suaraku mulai lemah. Tak terasa air mata jatuh di pipiku.
Mengapa ini semua begitu sulit? Aku tau tak semestinya aku bersikap egois. Tapi, salahkah aku jika mengharapkan sesuatu yang special di hari spesialku?
Pikiranku selalu menuntut untuk berhenti bersikap egois dan kembali pikirkan orang lain. Namun, di lubuk hatiku yang paling dalam aku selalu berharap hari ini akan menjadi hari yang menyenangkan untukku dengan kehadiran semua orang yang kusayang.
Semua ini membuatku lelah. Aku menghempaskan tubuhku di kasur. Masih dengan air mata yang terus mengalir, aku tertidur saat itu juga.
-^o^-
Mataku terasa berat saat kucoba membukanya. Mungkin efek dari menangis tadi siang. Ku regangkan kedua tanganku. Berusaha mengumpulkan seluruh kesadaranku.
“Apa ini? Kenapa hening sekali? Apa para eonnieku sedang keluar?” Aku beranjak untuk membuka pintu kamarku dan melihat keadaan dorm.
Sepi. Tak ada tanda kehidupan dari para eonnieku di dorm. Ku buka setiap kamar mereka. Tidak ada, mereka semua tidak ada di kamar mereka ataupun di ruangan lain dorm ini.
“sepertinya aku benar-benar sendirian sekarang..” gumamku. Kududukkan tubuhku di kursi ruang makan. Kulirik jam kayu klasik berbentuk rumah. Jarum jamnya menunjukkan angka 5. Selama itu kah aku tertidur hingga tak menyadari kepergian para eonnieku?
Aku bertopang dagu menunggu mereka pulang. Sebenarnya kemana mereka semua pergi? Dan kenapa mereka tidak mengajakku? Apa mereka menghindariku? Tapi, untuk apa?
Lagi-lagi aku pusing dengan semua ini. Tinggal beberapa jam lagi, maka habislah sudah hari istimewaku ini. Mungkin tak bisa ku bilang hari istimewa karena tak ada yang istimewa hari ini. Mereka semua, entah itu eonnieku ataupun Kyuhyun oppa, mereka terlalu sibuk hingga tak ingat sama sekali hari ulang tahunku. Haruskah hari ini kuhabisi dengan kesendirianku? Haruskah ini menjadi hari ulang tahun terburuk dalam hidupku?
Aku menenggelamkan wajahku ke atas meja. Menangisi hari buruk ku ini. Hari yang tak pernah kuharapkan akan seperti ini.
Samar-samar aku mendengar suara orang banyak. Suara mereka makin besar. Lalu diikuti dengan suara pintu yang terbuka. Aku masih belum mengangkat wajahku. Namun, suara itu makin dekat. Suara ini.. nyanyian?
“Saengil chukka hamnida.. saengil chukka hamnida..” Ini lagu ulang tahun!
Perlahan kuangkat wajahku dan betapa kagetnya aku saat melihat oppadeul Super Junior dan DBSK serta para dongsaengku dari SHINee dan f(x) mengelilingiku yang berada di meja makan sambil terus bernyanyi. Kemudian dari arah ruang tamu, aku melihat para eonnie SNSDku tengah menghampiriku sambil membawakan sebuah kue tingkat tiga yang sangat cantik.
Kembali kurasakan panas di mataku. Air mataku kini terjatuh lagi. Tapi kali ini bukan karena merasa kesepian. Aku menangis karena aku sangat bahagia dengan kehadiran orang-orang yang amat kusayang. Mereka keluargaku, sahabatku, dan hidupku. Aku menangis sambil tersenyum bahagia.
“uri Hyunnie, kenapa menangis? Sini-sini sama oppa..” genit oppadeul Suju yang berusaha menghiburku. Namun, Sooyoung eonnie dan Yuri eonnie berhasil menyingkirkan mereka menjauh. Kini para eonnie SNSD yang berhamburan memelukku.
“mianhaeyo Hyunnie, kami tidak bermaksud membiarkanmu sendiri belakangan ini.” Ucap Taeyeon eonnie lembut.
“ne, kami hanya ingin membuat kejutan padamu Hyun..” Sunny eonnie membenarkan.
“kami juga minta maaf karena ikut mencuek kan mu, eonnie..” ucap Taemin mewakili SHINee.
“kami juga. Kami hanya menuruti perintah dari eonnie SNSD.” Krystal menambahi. Aku menatap mereka semua penuh rasa haru.
“kalian juga oppa?” Tanyaku pada member Super Junior dan DBSK. Yang ditanya hanya mengagguk dan terkekeh pelan.
“tapi, ini bukan ide kami.” Ucap Siwon oppa.
“lalu?” tanyaku penasaran tentang orang yang telah berhasil membuatku nangis dan pusing sendiri memikirkannya.
“ini ide dari gadis cerewet yang sangat menyayangi dongsaengnya.” Donghae oppa tiba-tiba keluar sambil mendorong paksa Yoona eonnie dari tempat persembunyiannya. Aku terkejut saat mengetahui dalang dari semua ini.
“Yoona eonnie.. kau yang merencanakan ini semua?” tanyaku.
“n, ne..” Yoona eonnie mengangguk perlahan. Aku langsung berlari kearahnya dan memeluknya erat.
“gomawo! Gomawo eonnie! Aku sangat senang dengan semuanya. Aku pikir eonnie marah denganku, ternyata tidak. Syukurlah..” Ucapku senang. Kami melepaskan pelukan kami.
“marah? Kenapa aku harus marah?” tanyanya dengan wajah bingung. Aku mengangkat kedua bahuku.
“entahlah. Aku juga sudah berpikir keras tentang hal itu. Kupikir kau marah karena aku sering menempelkan tempelan keroro ku di barang-barangmu.” Terangku. Mengingat memang aku paling banyak menempalkan stiker keroro di barang-barang milik Yoona eonnie.
“mwo? Kalau itu sih aku nyerah memarahimu. Karena aku tau berapa kalipun kau dimarahi, kau akan mengulangnya lagi dan lagi kan?” ucapnya sambil tersenyum maklum.
“hehe.. mianhae eonnie. Gomawo..” aku terkekeh sendiri mengetahui kebenaran yang diucapkan Yoona eonnie.
“gwenchana..” balasnya sambil menelus rambutku lembut.
“berarti, sekarang waktunya berpestaaa..!!!!” teriak Eunhyuk oppa memimpin. Semua yang ada di ruanganpun bersorak senang, tak terkecuali aku.
-^o^-
“Hyunnie.. kau sedang memikirkan apa?” sapa Sungmin oppa yang memergok ku tengah bengong. Aku yang sedang duduk di sofa langsung mendongakkan kepalaku.
“anio. Hanya…” aku kembali menundukkan wajahku. Aku ragu memberitahu apa yang sedang kupikirkan saat ini. Sungmin oppa akhirnya ikut duduk di sebelahku.
“hanya saja kau rindu dengannya?” tebak Sungmin oppa yang tepat sasaran. Aku mantapnya sendu.
“kenapa oppa tidak bisa datang?” tanyaku pelan.
“hari ini kami memang baru saja pulang dari Taiwan. Kami bisa menyempatkan diri ikut serta dalam kejutanmu ini. Tapi berbeda dengannya. Jadwalnya padat. Tiba di Seoul, ia harus segera menghadiri pekerjaan barunya di suatu acara. Aku tidak tega melihatnya.” Sungmin oppa yang memang paling dekat dengan Kyu oppa menceritakan semuanya padaku. Membuatku merasa amat bersalah padanya.
Sungmin oppa yang melihat perubahan mimic wajahku langsung megelus punggungku.
“sudahlah, aku yakin dia baik-baik saja. Jangan menyalahkan dirimu sendiri ya. lagipula, ini kan pestamu. Seharusnya kau ikut bersenang-senang bersama kami.” Ucapnya berusaha menghiburku. Aku tersenyum padanya.
“gomawo oppa..”
“Sungmin oppa! ayo kita foto bersama!” teriak Sunny eonnie dari kejauhan. Sungmin oppa kembali menepuk punggungku yang kemudian beranjak menghampiri Sunny eonnie di pojok ruangan.
Sungmin oppa benar. Kyuhyun oppa pasti sangat sibuk hari ini. Ia pasti kelelahan. Seharusnya aku ada untuk menyemangatinya bukan malah marah padanya karena ia lupa dengan hari ulang tahunku. Kenapa aku begitu egois? Mianhae oppa.. ternyata aku masih saja kekanakan.
“Seohyun, kenapa berdiam diri disini? Ayo, ikut berpesta!” Changmin oppa dan Taemin tiba-tiba saja menarik kedua tanganku menuju ke tengah-tengah yang lain. Aku hanya mengikuti mereka pasrah.
“teman-teman, yang berulang tahun ada disini. Mari kita berpestaaa!!!” teriak Changmin oppa membuat semuanya kembali bersorak dan mengajakku ikut di dalamnya.
Baiklah, setidaknya aku tidak boleh terlihat sedih dihadapan mereka saat ini. Aku harus tetap tersenyum.
“Saengil Chukkae, Hyunnie..!!”
-^o^-
Dorm kami sudah tampak sepi kali ini. Aku beserta para eonnieku sedang sibuk membereskan semuanya.
“Hyun-ah, lihat kan? Semua tidak lupa dengan hari ulang tahunmu.” Ucap Yuri eonnie.
“ne, jadi kau tak usah bersedih lagi seperti tadi.” Tiffany eonnie membenarkan.
“ne, eonnie. Gomawoyo..” Aku tersenyum kearah mereka. Aku seperti orang yang paling beruntung di dunia. Memiliki orang-orang yang kusayang dan menyayangiku. Hanya kurang satu.
“baiklah, dorm sudah bersih. Saatnya untuk tidur. Besok kita memiliki jadwal yang padat. Ayo, kita tidur!” perintah Taeyeon eonnie. Mereka semua mengikuti perintahnya dan segera memasuki kamar mereka masing-masing. Namun aku masih ingin di ruang tv. Entah kenapa, aku masih mengharapkan kedatangan Kyuhyun oppa ataupun menerima kabar darinya.
“Hyunnie, aku tau kau masih mengharapkannya datang. Tapi kau juga butuh istirahat. Aku yakin Kyuhyun oppa hanya sedang sibuk.” Yoona eonnie duduk disampingku dan menggenggam tanganku. Yoona eonnie memang paling mengerti tentang diriku. Itulah sebabnya aku begitu dekat dengannya.
“aku hanya ingin menunggu kabarnya. Aku takut ia sakit.”
“lalu, kau ingin menunggunya sampai kapan?”
“setidaknya sampai hari ulang tahunku habis.”
“kau yakin?” tanyanya memastikan. Aku mengangguk pasti menjawabnya. Yoona eonnie tersenyum tipis.
“baiklah kalau itu maumu. Tapi kau jangan sampai kelelahan ya. Besok kita memiliki banyak kegiatan.” Sarannya. Aku kembali menjawabnya dengan anggukan pelan.
“kalau begitu, aku kemar dulu. Sudah ngantuk. Selamat malam Hyunnie..” pamitnya.
“ne, eon. Selamat malam juga, semoga mimpi indah.” Balasku. Yoona eonnie beranjak ke kamarnya dan kini hanya tinggal aku sendiri di ruang tv.
Jam 11.30. Aku masih berdiam diri. Sesekali aku mengecek hpku, menanti setidaknya pesan singkat dari seseorang. Kujatuhkan kepalaku keatas kaki ku yang kutekuk. Menunggu.. menunggu.. dan terus menunggu.
Kedua mataku mulai terasa berat. Namun aku berusaha untuk tetap terjaga.
“Kyuhyun oppa.. kau dimana?” gumamku parau. Aku menenggelamkan wajahku.
TENG TENG TENG
Bunyi jam di dinding. Apakah sudah jam 12 tepat? Ternyata memang tak ada kabar.
TENG TENG TENG
Kenapa bunyinya banyak sekali? Seharusnya kan hanya 3 kali.
TENG TENG TENG
Aku mengankat wajahku. Aku melirik jam biru itu. Masih jam 12 kurang. Lalu kenapa sudah berdenting?
TENG TENG TENG
“astaga, aku hampir lupa kalau bel dorm kami bunyinya hampir sama dengan bunyi jam!” buru-buru aku beranjak dari dudukku dan segera menuju pintu dorm kami.
Kubuka pintu itu yang sejak tadi berbunyi. Aku rasa pemencetnya akan marah padaku karena membuatnya menunggu lama.
Betapa kagetnya aku saat melihat sosok yang tengah berdiri dihadapanku saat ini.
“Saengil chukkae my princess..” ucapnya. Aku memandangnya penuh haru. Tanpa memperdulikan ucapannya, aku langsung berlari dan memeluknya erat seakan tak mau kehilangannya. Ia membalas pelukanku.
“mianhae Joohyun, aku sangat telat mengucapkannya..” ucapnya meminta maaf. Aku menggeleng pelan.
“aku tidak peduli kapan oppa mengucapkannya. Aku sudah cukup bahagia melihat oppa tetap sehat. Gomawo Kyuhyun oppa..” ucapku masih dengan memeluknya. Kyuhyun oppa melepaskan pelukannya perlahan.
“gomawo? Untuk apa? Aku bahkan tak memberikanmu apa-apa.” Ucap Kyuhyun oppa bingung. Aku tersenyum melihatnya. Cowok itu memang tidak peka ya?
“gomawo karena oppa sudah bela-belain datang kesini untuk menemuiku.” Kyuhyun oppa tersenyum mendengarnya. Ia menggenggam kedua tanganku erat.
“aku hanya tidak ingin ada gadis bodoh yang terus menungguiku yang tak kunjung datang ini.” Ucapnya sambil mengacak-acakan rambutku.
“hoo.. memang siapa yang menungguimu? Kau percaya diri sekali evilKyu. Dan siapa yang kau sebut ‘bodoh’?” ucapku sedikit kesal. Kyuhyun oppa malah tertawa.
“hahaha.. kau jangan berpura-pura Joohyunku. Aku tau kau pasti khawatir padaku. Aku bisa melihatnya dari reaksimu tadi begitu aku tiba.” Ucapnya yang langsung membuatku malu.
“pa, paboya! Itu kejadian yang tak disengaja.” Aku mengalihkan pandanganku. Berdiri membelakanginya agar ia tak melihat pipiku yang kini sudah bersemu merah.
Tiba-tiba Kyuhyun oppa memelukku dari belakang. Menopang wajahnya di pundakku. Dapat kurasakan irama nafasnya yang cukup membuat jantungku berdegup dengan cepatnya.
“baiklah kalau kau tidak mau jujur. Meski begitu aku sangat senang. Saranghae my Joohyun..” ucapnya lembut.
“na do saranghae oppa..” balasku. Cukup lama kami berada dalam posisi ini. Melepas rindu yang kami rasa.
“oppa, bagaimana kalau kita masuk ke dalam. Disini sangat dingin.” Ucapku memecah keheningan.
“benarkah? Bukannya kau sudah cukup hangat dengan pelukanku? Apa kau ingin kupeluk lebih erat agar menjadi lebih hangat?” Kyuhyun oppa memandangku dengan polosnya.
“ya oppa! bukan begitu maksudku!” ucapku jadi salah tingkah sendiri. Tapi memang bukan itu kok maksudku.
“lalu maksudmu apa?”
“aku hanya tak ingin oppa kedinginan..”
“tenang saja, aku ini namja kuat! Oh ya, bagaimana kalau kita berjalan-jalan sebentar di sekitar dorm?” ajaknya. Aku berpikir sejenak.
“tapi oppa, apa oppa tidak kelelahan? Oppa kan baru pulang dari Taiwan dan langsung bekerja lagi lalu pergi kesini. Aku takut nanti oppa sakit.” Ucapku khawatir. Aku memang khawatir akan keadaan namja nekat ini. Ulah gilanya selalu membuatku cemas tak karuan.
“Joohyun, kenapa kau begitu mencemaskanku?” pertanyaan bodohnya tiba-tiba keluar dari mulutnya. Tanpa dijawab pun seharusnya dia sudah tau bukan? Kalau aku tak ingin ia kenapa-kenapa.
“aku tidak apa-apa Joohyun. Aku bisa bertahan untuk main game semalaman. Itu artinya aku juga bisa lebih bertahan untukmu.” Meski agak menghawatirkan, aku tetap tersenyum mendengarnya.
“baiklah, kajja..!” lanjutnya yang segera menarikku mengikutinya.
-^o^-
Kami berjalan berdua. Saling bergandeng tangan di tengah-tengah udara malam yang cukup dingin. Namun tak terasa dingin bagi kami.
“Jagiya, apa tidak apa-apa bila kau kuajak jalan-jalan tengah malam begini? Apa kau tidak kelelahan? Besok kau akan menjalani banyak kegiatan bukan?” Tanya Kyuhyun oppa mencemaskanku. Aku memandangnya dan tersenyum.
“tidak oppa, aku sudah tidur cukup lama tadi siang. Lagipula, aku senang bisa seperti ini bersama oppa.” jawabku berusaha tidak mengkhawatirkannya.
Suasana kembali hening hingga kami tiba di sebuah taman kecil yang indah. Kami duduk di bangku kayu yang disediakan disana. Aku menyandarkan kepalaku ke pundak Kyuhyun oppa. menghirup dalam-dalam udara sejuk itu dan menghembuskannya perlahan.
“ini merupakan hari ulang tahunku yang terbaik. Aku sangat senang hari ini. Gomawo oppa..” gumamku pelan. Kyuhyun oppa menggenggam tanganku.
“kau tau Hyun, aku pikir kau akan marah karena aku telat mengucapkan selamat padamu. Makanya aku begitu ragu saat aku memencet tombol dorm mu itu. Aku tidak bisa membayangkan gadis polosku ini membukakan pintu dengan memegang sendok sayur besar dan bersiap memukulku.” Ceritanya. Aku tertawa disampingnya.
“khayalanmu berlebihan oppa! aku tidak mungkin setega itu padamu. Lagipula, kedatanganmulah yang kuanggap sebagai kado terindahku.”
“kado? Kedatanganku tidak termasuk dalam kado Joohyun.”
“eh? Memang kenapa?”
“karena aku memiliki kado sebenarnya yang sudah kusiapkan.” Ucapnya sok misterius.
“benarkah? Apa itu?” tanyaku penasaran. Kyuhyun oppa beranjak dari duduknya dan berjalan ke belakangku.
Aku merasakan sesuatu di leherku. Ternyata Kyuhyun oppa memakaikan sebuah kalung di leherku.
“indahnya..” tanggapku saat melihat kalung berbandul kupu-kupu itu.
“ne, aku suka. Aku suka sekali. Gomawo oppa..” ucapku yang tak berhenti memandangi kalung itu.
“ya Seo Joo Hyun! Kenapa kau malah memandangnya terus?”
“wae? Tentu saja karena kalung ini indah.”
“Seo Joo Hyun! Pandang aku!” ucap Kyuhyun oppa tiba-tiba memegang kedua pundakku. membuat pandanganku menatap kearahnya.
Aku cukup terkejut dengan aksinya. Kulihat Kyuhyun oppa tengah menatapku dalam. Apa yang akan dilakukannya?
Kyuhyun oppa kini memegang daguku pelan agar aku menatap mata ‘elang’nya itu. Aku tidak bisa memikirkan apapun saat melihat tatapannya yang begitu menusuk ke hati(?).
Apa Kyuhyun oppa akan melakukannya? Jujur saja, selama 2 tahun ini memang kami belum pernah melakukannya. Dan kini umurku sudah 21 tahun. Apa aku sudah boleh melakukannya?
“Seo Joo Hyun, saranghae.. jeongmal saranghae..” bisiknya pelan.
“na do oppa..” Kyuhyun oppa makin mendekatkan wajahnya kepadaku. Aku memilih pasrah dengan menutup kedua mataku.
Tak lama kemudian dapat kurasakan sentuhan lembut pada bibirku. Kyuhyun oppa menciumku lembut dan penuh kasih sayang. Akupun membalas ciumannya. First kiss ku bersama Kyuhyun oppa. Orang yang kucintai dan kematiannya paling tak kuinginkan di dunia ini.
“Saengil chukkae Seo Joo Hyun..”
-THE END-
DAEBAAAK
BalasHapusaku suka ff seokyu apalgi ada seokyu moment
trus berkarya ya...